Selasa, 12 September 2017

Pacaran Beda Agama: Wajar atau "Ngapain Sih?"

Wait...
Let me take a minute for laughing..
Hahaha!


Kenapa harus ketawa dulu? bukan karena menganggap hal ini remeh, sama sekali bukan karena itu. Tapi, masalah klise kayak pacaran beda agama tuh sudah jadi teman akrab saya semenjak pertama kali pacaran.

Kelas 3 SMA. My first love was a dramatic scene of "Cinta Beda Agama". Tsah. Ngga ada keren-kerennya sih. Aslik!

Makanya kalau mau bahas masalah ini case yang saya ambil, ya, pengalaman sendiri. Tenang, bukan cuma cinta pertama, there was a lot of drama pacaran beda agama in my life sobat percintaanku yang budiman. Udah khatam. Banget. Sangking banyaknya pengalaman sakit-hati-jatuh-bangun-karena-beda-agama (huhu) kalau bisa dimasukin CV mungkin udah ngga muat deh buat satu halaman. Kalau di kantor nih ya, mungkin udah setara Manager. Sangking banyaknya experiences

But, all of them are not big achievement. Sudah pasti bukan hal yang bisa dibanggakan, tapi mungkin bisa jadi pelajaran untuk saya atau mungkin untuk orang lain.

So, let me tell you a story..

Sekitar 6 tahun yang lalu, saya pernah mempercayakan hati saya pada pria yang rela melakukan apa saja demi bisa macarin saya. Sebelumnya, saya tumbuh di lingkungan keluarga yang agamis, orang tua saya selalu mengarahkan anaknya untuk mencari pasangan yang seiman. Belum ada satu bulan jadian, saya sudah ngomong ke pacar saya waktu itu kalau kayaknya ngga bisa lama, beda agama, dilarang mama papa, ngga bisa nikah, hubungannya statis alias ngga punya tujuan. Dia sempat ketawa. Mungkin dalam pikirannya "apa sih? serius amat, kan kamu juga masih SMA, neng, emang mau nikah besok?" tapi, akhirnya doi memutuskan untuk pindah agama. Iya, kamu ngga salah baca. Selama tujuh bulan dia belajar baca Alkitab, siapa itu Yesus, dan hal-hal Kristen lainnya. Segala drama dimarahin nyokap, kucing-kucingan, nangis-nangisan sudah kita jalani. Sampai akhirnya kita berdua sadar, kalau keimanan itu dari hati tidak bisa dari kekasih. Kita putus. Saya galau 2 tahun. Mantap!

Saya bukan tipikal cewek yang pacaran biar ada teman telponan, smsan (kalau sekarang chatan), nonton, atau ngajakin makan saja. Bukan itu tujuannya. Saya merasa bisa makan sendiri ke mall atau sekedar nonton film di bioskop tanpa merepotkan orang lain. Tujuan pacaran bukan itu. Semua harus jelas arahnya mau ke mana. Supaya tidak buang-buang waktu. Buat apa sih jadi kolektor mantan atau gebetan? prestasi bukan, diceng-in temen iya. Tapi hidup membawa saya bertemu dengan orang-orang yang menurut saya klik banget tapi beda agama. Membuat kita tidak bisa ke mana-mana, selain mengikhlaskan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama alias bubar grak!

Seusai kisah cinta pertama, saya sempat dua kali pacaran dengan pria yang seiman namun kandas karena beberapa hal. Ini yang masih menjadi misteri hidup abad ini "kenapa kalau pacaran beda agama berseteru terus sampai diselingkuhinlah, giliran beda agama masalahnya cuma perbedaan itu aja?" just why, why, why?

Jawabannya mungkin simply karena belum bertemu jodoh. Haha. 

Well, saya cuma mau ngasih tau kalau banyak banget masalah yang bikin berat hidup ini, kerjaan, sekolah, apa lagi? sebutin sendiri deh. Tidak usah makin dibuat drama dengan pacaran beda agama. Kecuali kalau kamu dan (mark, bold and underline this words in your head) keluargamu setuju. Udah. Itu aja. 


With love, Winda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar