Minggu, 17 September 2017

Percaya Berita Hoax: Bikin Sedih Tauuuuuuk!

Terlalu pagi memang untuk bersedih, tapi air mata di pelupuk rasanya tidak bisa saya tahan. Hati saya sakit sekali. Semua berawal dari beberapa retweet dan tweet di timeline Twitter, kabar terjadi pengepungan di gedung LBH Jakarta oleh massa terprovokasi, menduga aksi seni semalam adalah diskusi antek-antek PKI.

Lalu kenapa saya sesedih itu? saya heran kenapa masih ada aja dari beberapa masyarakat Indonesia yang mudah terprovokasi. Bahkan mungkin secara suka rela. Saya membaca tweet @elwa tentang ketakutannya sedang dikepung massa dan baru bisa pulang jam 4.35 a.m, gila ngga? saya tidak berani membayangkan betapa chaos-nya suasana di sana malam itu. Kumparan menulis ada beberapa kali tembakan gas air mata, sekitar 20 orang luka-luka karena lemparan batu, ada yang pingsan dan kaca LBH pecah.

Bagaimana kalau malam itu saya ada di sana? untuk sebuah tujuan mulia mendukung aksi seni bertema #daruratdemokrasi, tujuannya menyuarakan demokrasi di negara penganut demokrasi pula, tapi kenyataannya didemo? malam itu diancam ketenangan hidupnya?

Maybe, that night is the one of many nights that can’t be forgetten.


Indonesiaku, kesayanganku, semoga semakin tua usiamu makin bijak pula pola pikirmu. Tidak mudah terprovokasi pada berita hoax, selalu inisiatif mencari fakta dahulu, lalu bertindak bijak kemudian. Semoga semakin dipenuhi rahmatNya, sudahlah rusuh-rusuh itu buat apa sih? hobi kok rusuh? enakkan juga makan bareng. 

Selamat hari Senin, semoga ini rusuh-rusuh terakhir .
With Love, Winda.

Selasa, 12 September 2017

Pacaran Beda Agama: Wajar atau "Ngapain Sih?"

Wait...
Let me take a minute for laughing..
Hahaha!


Kenapa harus ketawa dulu? bukan karena menganggap hal ini remeh, sama sekali bukan karena itu. Tapi, masalah klise kayak pacaran beda agama tuh sudah jadi teman akrab saya semenjak pertama kali pacaran.

Kelas 3 SMA. My first love was a dramatic scene of "Cinta Beda Agama". Tsah. Ngga ada keren-kerennya sih. Aslik!

Makanya kalau mau bahas masalah ini case yang saya ambil, ya, pengalaman sendiri. Tenang, bukan cuma cinta pertama, there was a lot of drama pacaran beda agama in my life sobat percintaanku yang budiman. Udah khatam. Banget. Sangking banyaknya pengalaman sakit-hati-jatuh-bangun-karena-beda-agama (huhu) kalau bisa dimasukin CV mungkin udah ngga muat deh buat satu halaman. Kalau di kantor nih ya, mungkin udah setara Manager. Sangking banyaknya experiences

But, all of them are not big achievement. Sudah pasti bukan hal yang bisa dibanggakan, tapi mungkin bisa jadi pelajaran untuk saya atau mungkin untuk orang lain.

So, let me tell you a story..

Sekitar 6 tahun yang lalu, saya pernah mempercayakan hati saya pada pria yang rela melakukan apa saja demi bisa macarin saya. Sebelumnya, saya tumbuh di lingkungan keluarga yang agamis, orang tua saya selalu mengarahkan anaknya untuk mencari pasangan yang seiman. Belum ada satu bulan jadian, saya sudah ngomong ke pacar saya waktu itu kalau kayaknya ngga bisa lama, beda agama, dilarang mama papa, ngga bisa nikah, hubungannya statis alias ngga punya tujuan. Dia sempat ketawa. Mungkin dalam pikirannya "apa sih? serius amat, kan kamu juga masih SMA, neng, emang mau nikah besok?" tapi, akhirnya doi memutuskan untuk pindah agama. Iya, kamu ngga salah baca. Selama tujuh bulan dia belajar baca Alkitab, siapa itu Yesus, dan hal-hal Kristen lainnya. Segala drama dimarahin nyokap, kucing-kucingan, nangis-nangisan sudah kita jalani. Sampai akhirnya kita berdua sadar, kalau keimanan itu dari hati tidak bisa dari kekasih. Kita putus. Saya galau 2 tahun. Mantap!

Saya bukan tipikal cewek yang pacaran biar ada teman telponan, smsan (kalau sekarang chatan), nonton, atau ngajakin makan saja. Bukan itu tujuannya. Saya merasa bisa makan sendiri ke mall atau sekedar nonton film di bioskop tanpa merepotkan orang lain. Tujuan pacaran bukan itu. Semua harus jelas arahnya mau ke mana. Supaya tidak buang-buang waktu. Buat apa sih jadi kolektor mantan atau gebetan? prestasi bukan, diceng-in temen iya. Tapi hidup membawa saya bertemu dengan orang-orang yang menurut saya klik banget tapi beda agama. Membuat kita tidak bisa ke mana-mana, selain mengikhlaskan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama alias bubar grak!

Seusai kisah cinta pertama, saya sempat dua kali pacaran dengan pria yang seiman namun kandas karena beberapa hal. Ini yang masih menjadi misteri hidup abad ini "kenapa kalau pacaran beda agama berseteru terus sampai diselingkuhinlah, giliran beda agama masalahnya cuma perbedaan itu aja?" just why, why, why?

Jawabannya mungkin simply karena belum bertemu jodoh. Haha. 

Well, saya cuma mau ngasih tau kalau banyak banget masalah yang bikin berat hidup ini, kerjaan, sekolah, apa lagi? sebutin sendiri deh. Tidak usah makin dibuat drama dengan pacaran beda agama. Kecuali kalau kamu dan (mark, bold and underline this words in your head) keluargamu setuju. Udah. Itu aja. 


With love, Winda.


Bu Her, Happy Birthday!

56 tahun yang lalu, di sebuah desa kecil bernama Makale, Tanah Toraja, lahir seorang wanita yang Tuhan rencanakan menjadi mamaku. Ia tumbuh menjadi wanita yang kuat dan mandiri. Wanita itu, kini sudah semakin tua, hari ini bertambah usia, sudah banyak kerut di wajahnya, tapi tak sedikitpun kasih untuk sesamanya pudar. 

Wanita itu, wanita paling hebat yang pernah dilihat mataku. Ia adalah penopang yang setia bagi suaminya, tidak pernah sekalipun terbersit dalam hati dan pikirannya untuk curang. Ia paham betul apa artinya setia. Untuk Tuhan, untuk anak-anaknya, untuk suaminya, untuk kehormatannya sebagai perempuan.

Wanita itu, tidak pernah kulihat ia merepotkan suaminya hanya untuk sebuah baju mahal atau sekedar gengsi demi menenteng tas branded. Wanita itu justru membantu suaminya menyelesaikan pembangunan rumah mereka, bekerja dari pagi hingga petang, kadang ke luar daerah demi bisa membayar renovasi plafon dan teras rumah. Sewaktu suaminya pensiun, tidak pernah kulihat bibirnya menggerutu, ia tetap setia membantu suaminya membiayai sekolah dan kuliah anak-anaknya. 

Bu Hermiaty Eppang, selamat menua, i'm writing this with tears drop on my cheeks. Tepat di hari ulang tahunmu, anak ke 3mu resmi lulus kuliah. Anak yang banyak merepotkan baik psikis dan materi, but i promise you, someday, there's a day i would make you proud. :)

Mam, you're the sweetest person i ever met and know, you have a pure golden and biggest heart, keep blessing everyone around you, because mama really good at that. 

Tuhan Yesus berkati dan menjaga mama di setiap jalan.


with love, your 3rd daughter.